Dalam kehidupan kita sering sekali dihadapkan pada banyak pilihan. Termasuk dalam memilih seorang pemimpin. Tentunya kita sangat khawatir kalau kita salah memilih. Apalagi bagi kita yang tidak mengenal betul kredibilitas agama maupun akhlak dalam kehidupan sehari-sehari mereka. Makanya sebagai pemilih cerdas hendaknya kita harus bisa dan bersungguh-sungguh untuk mencari tahu track record mereka serta orang-orang disekitarnya. Paling tidak ketika memilih, kita punya landasan syar`I serta realistis kenapa kita memilih mereka karena kalau kita menginginkan pilihan yang idealis memang tidak ada dan kita sudah mengusahakannya.
Nah, apa yang ada sekarang harus optimalkan dan tentunya sudah dirangking serta ditimbang maslahat terbesarnya jatuh pada pemimpin yang mana. Berdasarkan pertimbangan yang cukup matang ada beberapa alasan kenapa kita memilih pemimpin yang banyak dari kalangan ikhwah sendiri tidak sepakat. Ya bagaimanapun tentu kita tidak ingin tertipu dengan performance yang cukup menarik dari luar tapi kita lupa bahwa dibelakang mereka ada orang-orang yang ingin menguasai negeri ini kembali setelah sekian lama. Sedangkan yang baru kita tahu bahwa justru yang bagus karena beliau sendiri yang akan menyetir di bawahnya. apalagi yang “abangan” yang sama sekali tidak kita lirik karena memang jauh dari pemimpin idealis kita. Makanya yang dibandingkan cuma yang kuning atau yang biru, toh begitu ada beberapa ikhwah yang kurang taat memilih yang abang. Padahal para qiyadah sedang sibuk menjelaskan ke semuanya mana kah yang paling maslahat untuk umat dan dakwah islam ke depan.
Pertimbangan-pertimbangan para qiyadah sudahlah matang ada landasan Al Quran surat Almaidah 107, bahwa diturunkan islam sebagai rahmatan lil `alamien, berbagai macam sudut pandang fiqh di perkuat dengan shiroh ketika Nabi Muhammad mengadakan perjanjian Hudaibiyah yang seakan merugikan umat islam tapi pantang bagi rosululloh untuk melanggar akad secuilpun meskipun itu dengan kaum kafir sampai-sampai rosululloh akhirnya tidak banyak kata tapi lebih pada contoh. Ternyata di balik perjanjian itu banyak sekali hikmah yang Alloh tunjukkan pada umat islam.
Selain itu saat diharamkannya peperangan di bulan rajab, dhulqo`dah muharram dan satunya…..(afwan lupa), ada pertimbangan besar saat para sahabat memutuskan tetap berperang dengan melanggar dosa diharamkan atau tidak berperang tapi taruhannya adalah banyak umat islam yang akan murtad atau mererka terbunuh karena orang-orang kafir akan menyerang umat islam di bulan-bulan haram tersebut. Akhirnya demi kemaslahatan yang lebih besar maka keputusan berperang lebih di ambil daripada membiarkan kemudharatan yang lebih besar dengan murtadnya serta banyaknya umat islam yang akan terbunuh.
Kembali lagi kemasalah aqad, saat ini jelas-jelas kita mengadakan aqad dengan muslim dan para qiyadah sudah menimbang dengan proses yang panjang dan dari syuro ke syuro serta dengan matang serta rigid tapi ternyata yang dibawah termasuk kita yang tinggal menunggu dan menerima hasil syuro serta bayanat saja kadang masih ramai padahal kita juga tidak atau kurang punya kapasitas ke syar`iyahan dan kita tidak lebih baik dari para qiyadah tersebut tapi yang banyak justru komentar-komentar kecewa kita sering terlontar dengan di bumbui ketidak dewasaan kita. Oleh karena itu ketika kita sudah mewakilkan suara-suara kita lewat petinggi-petinggi hizbul adalah warofah ini seyogya nya hasil ijtihad mereka harus kita patuhi tohpun salah kita kita tetap tak berdosa karena itu ijtihad yang penuh pertimbangan, kalau kita tidak meilih justru kita akan membiarkan orang-orang yang tidak baik tampil untuk memimpin negeri ini padahal tidak atau memilih kita sampai saat ini yang berlaku di Indonesia yang menang akn tetap jadi pemimpin. Nah kalau setelah jadi pemimpin kita tetap mengkritisi karena kita tidak sepakat berarti kita kaburo maktan……wong ga milih kok ikut mengkritik apalagi yang lebih parah tidak milih ikut menikmati atau titip agenda. Ya kita hanya berusaha dan semoga usaha kita memang sesuai dengan ke hendakNya serta kita selalu memohon doa dan petunjuk semoga kita didekatkan selalu pada kebaikan.amien’.(afwan cataan lengkap tertinggal jadi seingatnya,,,,)