Sahabat Muslim

Sahabatku... adalah imajinasi dan inspirasiku

MEMAHAMI SEBUAH PILIHAN

Dalam kehidupan kita sering sekali dihadapkan pada banyak pilihan. Termasuk dalam memilih seorang pemimpin. Tentunya kita sangat khawatir kalau kita salah memilih. Apalagi bagi kita yang tidak mengenal betul kredibilitas agama maupun akhlak dalam kehidupan sehari-sehari mereka. Makanya sebagai pemilih cerdas hendaknya kita harus bisa dan bersungguh-sungguh untuk mencari tahu track record mereka serta orang-orang disekitarnya. Paling tidak ketika memilih, kita punya landasan syar`I serta realistis kenapa kita memilih mereka karena kalau kita menginginkan pilihan yang idealis memang tidak ada dan kita sudah mengusahakannya.

Nah, apa yang ada sekarang harus optimalkan dan tentunya sudah dirangking serta ditimbang maslahat terbesarnya jatuh pada pemimpin yang mana. Berdasarkan pertimbangan yang cukup matang ada beberapa alasan kenapa kita memilih pemimpin yang banyak dari kalangan ikhwah sendiri tidak sepakat. Ya bagaimanapun tentu kita tidak ingin tertipu dengan performance yang cukup menarik dari luar tapi kita lupa bahwa dibelakang mereka ada orang-orang yang ingin menguasai negeri ini kembali setelah sekian lama. Sedangkan yang baru kita tahu bahwa justru yang bagus karena beliau sendiri yang akan menyetir di bawahnya. apalagi yang “abangan” yang sama sekali tidak kita lirik karena memang jauh dari pemimpin idealis kita. Makanya yang dibandingkan cuma yang kuning atau yang biru, toh begitu ada beberapa ikhwah yang kurang taat memilih yang abang. Padahal para qiyadah sedang sibuk menjelaskan ke semuanya mana kah yang paling maslahat untuk umat dan dakwah islam ke depan.

Pertimbangan-pertimbangan para qiyadah sudahlah matang ada landasan Al Quran surat Almaidah 107, bahwa diturunkan islam sebagai rahmatan lil `alamien, berbagai macam sudut pandang fiqh di perkuat dengan shiroh ketika Nabi Muhammad mengadakan perjanjian Hudaibiyah yang seakan merugikan umat islam tapi pantang bagi rosululloh untuk melanggar akad secuilpun meskipun itu dengan kaum kafir sampai-sampai rosululloh akhirnya tidak banyak kata tapi lebih pada contoh. Ternyata di balik perjanjian itu banyak sekali hikmah yang Alloh tunjukkan pada umat islam.

Selain itu saat diharamkannya peperangan di bulan rajab, dhulqo`dah muharram dan satunya…..(afwan lupa), ada pertimbangan besar saat para sahabat memutuskan tetap berperang dengan melanggar dosa diharamkan atau tidak berperang tapi taruhannya adalah banyak umat islam yang akan murtad atau mererka terbunuh karena orang-orang kafir akan menyerang umat islam di bulan-bulan haram tersebut. Akhirnya demi kemaslahatan yang lebih besar maka keputusan berperang lebih di ambil daripada membiarkan kemudharatan yang lebih besar dengan murtadnya serta banyaknya umat islam yang akan terbunuh.

Kembali lagi kemasalah aqad, saat ini jelas-jelas kita mengadakan aqad dengan muslim dan para qiyadah sudah menimbang dengan proses yang panjang dan dari syuro ke syuro serta dengan matang serta rigid tapi ternyata yang dibawah termasuk kita yang tinggal menunggu dan menerima hasil syuro serta bayanat saja kadang masih ramai padahal kita juga tidak atau kurang punya kapasitas ke syar`iyahan dan kita tidak lebih baik dari para qiyadah tersebut tapi yang banyak justru komentar-komentar kecewa kita sering terlontar dengan di bumbui ketidak dewasaan kita. Oleh karena itu ketika kita sudah mewakilkan suara-suara kita lewat petinggi-petinggi hizbul adalah warofah ini seyogya nya hasil ijtihad mereka harus kita patuhi tohpun salah kita kita tetap tak berdosa karena itu ijtihad yang penuh pertimbangan, kalau kita tidak meilih justru kita akan membiarkan orang-orang yang tidak baik tampil untuk memimpin negeri ini padahal tidak atau memilih kita sampai saat ini yang berlaku di Indonesia yang menang akn tetap jadi pemimpin. Nah kalau setelah jadi pemimpin kita tetap mengkritisi karena kita tidak sepakat berarti kita kaburo maktan……wong ga milih kok ikut mengkritik apalagi yang lebih parah tidak milih ikut menikmati atau titip agenda. Ya kita hanya berusaha dan semoga usaha kita memang sesuai dengan ke hendakNya serta kita selalu memohon doa dan petunjuk semoga kita didekatkan selalu pada kebaikan.amien’.(afwan cataan lengkap tertinggal jadi seingatnya,,,,)


sumber : akhwat filistinehamasahi...

Bukan ini yang kuinginkan...
Tapi dia selalu berjalan
Kelelahan membuat aku sempat terjerembab
terjungkal
dan terseok
Berhari-hari terlunta dalam kefuturan
Hingga menemukan hikmah
bahwa...
Kesabaran memang tidak terbatas
Tapi kesabaranku terbatas
Hanya sebatas tepi gelas
Dan....
aku ingin...
kesabaranku
sebatas danau...
hingga aku menemukan jalan untuk kembali...

Penantianku...

Kerinduan menyelinap dalam hati
Menyeruak tabir
batas keimanan hati
Merintih mengharap kasih yang tak pernah henti
Ingin ku menjauh dalam sepi
Untuk mengobati hati
yang penuh dengan teki

Kehadiran dan kesertaanmu dalam hidup
Ingin ku selalu takjub
Hingga ajal tersambut
Penantianku
untukmu....
murabbiku...

Terkadang Ibu…

Terkadang aku tidak mengetahui
Seberapa besar cinta ibu padaku
Karena ibu seakan menutup semuanya
Hingga aku berpikir ibu tidak mencintaiku
Terkadang aku tidak mengerti
Betapa lelahnya ibu
Seharian mengurus rumah tangga
Karena ibu selalu nampak tersenyum di hadapanku
Hingga aku mengira ibu tidak butuh bantuanku
Terkadang aku tidak memahami
Arti kekhawatiran ibu
Tentang tingkah polaku
Karena ibu selalu menampakkan kemarahan padaku
Hingga aku menyangka ibu membenciku
Terkadang aku tidak menyadari
Begitu rapuhnya ibu
Karena ibu selalu menampakkan ketegaran di hadapanku
Hingga aku berpikir ibu tidak membutuhkan perhatianku
Terkadang aku masabodo
Dengan apa yang terjadi pada ibu
Karena ibu seakan bisa mengatasinya sendiri
Hingga aku tak pernah menyadari
Ibu merintih dan menangis di saat aku terlelap tidur
Ibu…
Ibu… yang mengharap kehadiranku di dunia
Ibu… yang senantiasa menjagaku ketika aku masih berada di rahimnya
Ibu… yang tak pernah lengah hingga sembilan bulan aku besertanya
Ibu… yang merelakan dirinya untuk tidak makan sebelum aku makan
Ibu… yang tidak akan tidur sebelum aku tertidur lelap
Ibu… yang air matanya tak pernah kering untuk selalu meminta kepadaNya agar Dia selalu melindungiku ketika ibu tidak bersamaku
Ibu… ibu… ibu
Ketika aku terlelap tidur, engkau terbangun
Menengokku, menghampiriku, dan mencium keningku
Dalam pekatnya malam engkau menghamba
Bulir air mata mengalir deras
Menjebol batas ketegaran ibu yang selama ini bertahan
Perlahan aku tersadar…
Engkau menutupi cinta
Karena cinta tak harus terucap dengan kata
Engkau selalu nampak tersenyum
Karena engkau ingin terlihat bahagia di hadapanku
Engkau selalu marah
Karena engkau terlalu khawatir jika sesuatu menimpa diriku
Ketika engkau tidak bersamaku
Engkau tampak tegar
Karena engkau ingin membuktikan padaku
Bahwa ibu dapat kujadikan swbagai sandaran
Engkau berusaha untuk mengatasi semua sendirian
Karena engkau tidak ingin membebani diriku
Ya Rabb…
Engkau benar…
Ibuku adalah malaikatku
Yang senantiasa menjagaku
Ya Rabb…
Jadikanlah ibu tetap tersenyum bahagia
Di hidup yang sekarang
Ataupun di kehidupan yang kekal kelak
Amin…


About this blog

Yang menjadi masalah dalam hidup bukanlah masalah yang datang pada kita, namun bagaimana cara kita menangggapi sebuah masalah.

Labels