Sahabat Muslim

Sahabatku... adalah imajinasi dan inspirasiku

My Journey...

Petualanganku yang sangat luar biasa dan tak ku duga. Semoga petualanganku dapat menjadi kenangan terindah buatku dan juga sahabat-sahabatku...

Aku sekarang kuliah di salah satu Universitas Negeri di Jawa Timur, sebut saja UN. Universitas ini adalah dermaga keduaku setelah aku masuk di sebuah business school (MU) di daerah Surabaya juga. Jujur saja, setelah lulus SMA aku ga ada minat untuk masuk UN. Yang aku inginkan adalah masuk universitas yang lebih tinggi gradenya. Pokoknya da program Desain Grafis atau Informatikanya. Ga da sama sekali dalam gambaranku untuk masuk UN.
Karena beberapa hal, harapanku kandas. Tak satupun terwujud. Aku sempat down. Tapi secepat mungkin aku berdiri kembali. Aku yakin bahwa Allah tidak akan memberi segala sesuatu yang buruk kepada hambaNya. Allah tahu yang terbaik buat hambaNya.
Waktu berlalu. Bersama hari-hari penantian menunggu nilai UNAS, aku menerima surat dari MU. Isinya adalah tawaran beasiswa untuk masuk kesana. Ketika aku melihat keseluruhan surat itu, aku baru tahu bahwa di sana terdapat program kuliah untuk Informatika. Tanpa pikir panjang aku sampaikan kepada keluarga. Dan singkat cerita aku masuk di MU sebagai peserta program pelatihan kerja selama 1 tahun.
Agustus 2008 aku wisuda. Beberapa hari sebelumnya aku mengikuti tes masuk UN. Aku benar-benar tidak menyangka, tes masuk yang aku ikuti karena asal-asalan tersebut malah mengantarkan aku untuk menjadi mahasiswa UN. Sontak saja aku tidak percaya ketika melihat hasil tes di internet. Pimpinan tempat aku bekerja dan para rekan kerjaku sampai meyakinkan apa yang aku lihat. Oh ya, petualanganku di MU mengantarkan aku ke dunia kerja yang sebelumnya belum pernah aku jamah.
Motivasiku untuk terus melanjutkan ke UN adalah karena orang tuaku, yang tak pernah lelah mensupport aku untuk maju dengan segala keterbatasan yang ada. Meskipun aku merasa terpaksa, setidaknya aku masih beruntung karena orang tua memberi keleluasaan untuk memilih jurusan. Dan lagi-lagi, di UN aku memilih jurusan favoritku, Desain Grafis.
Hari-hari pertama masuk, aku menjalani masa OSPEK dan berlangsung selama seminggu. Aku merasa begitu berat ketika harus membagi waktu kuliah dengan waktu kerja. Hhhuhh, waktu OSPEK aku sempat kena hukuman lho! Salah satunya adalah telat. Jarak rumah yang lumayan jauh ternyata masih belum bisa aku manage. Banyak sekali kenangan pada saat-saat OSPEK.
OSPEK berakhir dengan kelegaan yang luar biasa. Hari perkuliahanpun mulai. Ketika aku tau apa saja mata kuliah yang harus aku ikuti, aku benar-benar terkejut. Gimana ga? Mata kuliah didominasi sistem manual. Komputer grafis cuma 2 SKS! Nelangsa juga. Padahal masalah manual, aku bisa dikatakan nol besar. Kesan pertama masuk prodi Desain Grafis UN adalah syok yang sangat. Lagi-lagi aku harus bangkit! Aku jalani hari-hari kuliah yang cukup berat itu. Aku bilang pada diriku sendiri,”Tina, bukan hal yang mudah jika kamu ingin meraih kesuksesan. Apakah kamu mau dinyatakan gagal sebelum kamu berperang?!”
Motivasi untuk diri sendiri memang harus ada. Siapa lagi yang mau memotivasi kita, kalau kita sendiri membenci diri kita dan tidak mau memotivasi diri kita sendiri? Memang kehidupan kampus sangat berat. Ketika aku ijin untuk mengundurkan diri dari pekerjaan, pimpinan kerjaku berpesan untuk hati-hati di lingkungan kampus. Jika kamu lemah dan tidak mau untuk berdiri lagi ketika terjatuh, jangan harap orang di sekitarmu akan menolongmu. Pesan beliau selalu terngiang setiap kali aku merasakan kesepian di tengah ramainya keadaan kampus.
Aku tidak mau membahas terlalu jauh tentang kehidupan kampus dalam lingkup fakultas. Dalam lingkup lebih kecil lagi, yaitu jurusan aku sempat geleng-geleng kepala. Bukan berarti sebelumnya aku tidak tahu gimana keadaan jurusan desain grafis. Aku tahu! Aku tahu kalo prodi Desain Grafis didominasi anak laki-laki. Di MU juga. Tapi ini lain! Seakan tidak ada kehidupan disini. Begitu mati aku rasa. Semua orang asyik dengan dirinya sendiri. Tidak memperdulikan orang lain. Dibanding gedung jurusan lain, gedungku bisa dikatakan suram (he..he… ini juga yang dinyatakan oleh anak jurusan lain kepadaku).
Meskipun begitu keadaannya, aku harus bisa bertahan! Toh, aku juga bukan termasuk orang-orang kebanyakan. Aku ingin mewarnai lingkungan disekitarku dengan tinta-tinta terindah yang aku miliki, jangan sampai aku yang terwarnai dengan warna-warna yang selalu gelap milik orang kebanyakan.
Aku ingin menjadi sebutir mutiara. Meski berada di lumpur ataupun pasir yang hitam, dia tetap menjadi mutiara yang putih dan penuh pesona.
Aku tidak mau hanya bisa mengekor orang-orang di sekitarku karena aku bukan seekor bebek. Aku harus kreatif dan inovatif untuk mengubah hal yang terkecil, mulai dari dari diri sendiri dan mulai saat ini juga!!!
Untuk pengingat diriku, sesuatu diciptakan Sang Kholik tidak akan tidak memiliki tujuan. Karena semua yang diciptakan atau semua yang dikehendakinya tidak akan pernah sia-sia.

Wahai sahabat-sahabatku, semoga Allah senantiasa menjaga setiap lisan hambaNya...
Sungguh...!
Apa yang sudah ditetapkan olehNya adalah hal terindah. Bisa jadi terkadang kita tidak terima atas apa yang Dia berikan kepada kita, tapi sudahkah kita menelaah kenikmatan yang Dia berikan kepada kita setelah Dia memberikan hal yang tidak kita kehendaki???
Lalu... Apakah kita selalu menyangka bahwa orang tua kita selalu memaksakan kehendak mereka kepada kita?
Sekali-kali tidak!
Mereka ingin yang terbaik untuk kita. Kalaupun apa yang mereka kehendaki itu tidak syar'i, Islam selalu mengarahkan kita bagaimana kita harus menyampaikan alasan kita.
Wallahu a'lam bishshawab.

0 komentar: